puisi tanah airmata karya sutardji calzoum bachri
Puisi Asal Karya: Sutardji Calzoum Bachri. Sutardji Calzoum Bachri lahir di Rengat, Indragiri Hulu, Riau, pada tanggal 24 Juni 1941.
1979 Sumber: Horison ( Juni, 1979) Puisi: Walau. Karya: Sutardji Calzoum Bachri. Biodata Sutardji Calzoum Bachri. Sutardji Calzoum Bachri lahir di Rengat, Indragiri Hulu, Riau, pada tanggal 24 Juni 1941. Sutardji Calzoum Bachri merupakan salah satu pelopor penyair angkatan 1970-an.
Puisi Tanah Air Mata (Karya Sutardji Calzoum Bachri) Puisi: Nisan (Karya Chairil Anwar) Puisi: Negeri Gagap (Karya Bambang Widiatmoko) Puisi: Tentu. Kau Boleh (Karya Sapardi Djoko Damono) Puisi: Tentang Pahlawan dan Kemerdekaan (Karya Husni Djamaluddin) Puisi: Menyesal (Karya Ali Hasjmy)
Jauhhari sebelum Sutardji Calzoum Bachri kukuh dengan kredo puitiknya, ia terlebih dulu sudah menulis cerpet dan mempulikasikannya. Cerpen-cerpen Sutardji telah muncul secara produktif sejak 1960-an. Beberapa cerpet itu terpublikasikan di Aktuil dan Mahasiswa Indonesia Edisi Djabar, selain kemudian juga di Horison, Pelita, dan Kompas. Sayang sekali, Tardji bukan seorang dokumentator.
Sedangkankata bilang pada puisi merupakan makna konotasi dari firman karena Tuhan biasanya menggunakan kata "firman". Dalam puisi "Tapi" karya Sutardji Calzoum Bachri ini kita dapat melihat 3 gambaran yaitu berupa gambaran manusia,gambaran kesakitan, dan gambaran usaha. Pertama untuk gambaran manusia, yaitu kata aku, kau, mayat, dan arwah.
Lừa Đảo Vay Tiền Online. Tanah Air MataOleh Sutardji Calzoum BachriTanah airmata tanah tumpah dukakumata air airmata kamiairmata tanah air kamidi sinilah kami berdirimenyanyikan airmata kamidi balik gembur subur tanahmukami simpan perih kamidi balik etalase megah gedung-gedungmukami coba sembunyikan derita kamikami coba simpan nestapakami coba kuburkan duka laratapi perih tak bisa sembunyiia merebak kemana-manabumi memang tak sebatas pandangdan udara luas menunggunamun kalian takkan bisa menyingkirke manapun melangkahkalian pijak airmata kamike manapun terbangkalian kan hinggap di air mata kamike manapun berlayarkalian arungi airmata kamikalian sudah terkepungtakkan bisa mengelaktakkan bisa ke mana pergimenyerahlah pada kedalaman air mata1991
Tanah airmata tanah tumpah dukaku mata air airmata kami airmata tanah air kami di sinilah kami berdiri menyanyikan airmata kami di balik gembur subur tanahmu kami simpan perih kami di balik etalase megah gedung-gedungmu kami coba sembunyikan derita kami kami coba simpan nestapa kami coba kuburkan duka lara tapi perih tak bisa sembunyi ia merebak kemana-mana bumi memang tak sebatas pandang dan udara luas menunggu namun kalian takkan bisa menyingkir ke manapun melangkah kalian pijak airmata kami ke manapun terbang kalian kan hinggap di air mata kami ke manapun berlayar kalian arungi airmata kami kalian sudah terkepung takkan bisa mengelak takkan bisa ke mana pergi menyerahlah pada kedalaman air mata Analisis Puisi karya Sutardji Calzoum Bachri mengandung unsur estetis/keindahan dari kata "AIR MATA". Kata ini menggambarkan keadaan bangsa indonesia yang sering meneteskan air mata. Puisi ini diciptakan untuk menguak kenyataan yang terjadi pada masyarakat kecil yang tak berdaya. kehidupan masyarakat kecil yang tertindas oleh pengusa-penguasa. Menurut saya Sutardji Calzoum Bachri menggunakan majas dalam penulisan puisi ini menggambarkan kehidupan rakyat kecil yang hidup di daerah penguasa yang tertindas karena para penguasa yang memakan uang rakyat, hingga hidup masyarakat kecil yang dibawah.
puisi tanah airmata karya sutardji calzoum bachri